Bengkulu (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pelindo dapat bergerak cepat menyelesaikan situasi kritis Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu yang terjadi saat ini.
“Saya selalu sampaikan bahwa dari dulu, tadi juga saya sampaikan kepada Gubernur Bengkulu, sengaja datang ke musrenbang dan ke Pelindo untuk memastikan bahwa tidak ada lebih penting lagi dari selain mengatasi Pelabuhan Pulau Baai,” kata Sultan B Najamudin di Bengkulu, Kamis.
Dia mengatakan masa depan Provinsi Bengkulu berada di Pelabuhan Pulau Baai, ketika pelabuhan kondisinya tidak bisa dijadikan untuk arus keluar masuk barang dan orang, maka itu akan menyebabkan kemunduran ekonomi daerah yang signifikan.
“Masa depan Bengkulu itu ada di sini, arus masuk dan keluar (wilayah Sumatera di pelabuhan Bengkulu). Makanya saya tekan ke Pelindo segera dengan konsep revitalisasi yang sudah dianggarkan bergerak cepat,” kata dia.
Sultan mengatakan memang ada tawaran yang dia dengar, seperti kemungkinan Pemprov Bengkulu mengambil alih pengelolaan karena permasalahan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu itu telah terjadi berlarut-larut dan bertahun-tahun.
“(Pelindo bergerak cepat) itu sambil jalan, kalau Pelindo bisa mengatasi ini dengan cepat, ya sudah (tidak perlu ambil alih itu). Karena yang penting pelabuhan bisa jalan, (beroperasi dengan baik),” ucapnya.
Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mendatangi Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu untuk memantau kondisi terkini pelabuhan, di Bengkulu, Kamis. (ANTARA/Boyke Ledy Watra)
Kemudian, lanjut Sultan baru berpikir dengan konsep-konsep yang lebih besar seperti mengintegrasikan rel kereta atau jalan tol, sebagai koneksi dari wilayah-wilayah di provinsi yang ada di Sumatera Bagian Selatan (Jambi, Palembang, Lampung dan Bengkulu).
“Seperti konsep dulu, yang pernah dicetuskan, konsep ada ke rel kereta terhubung dengan pelabuhan, pelabuhan diperbaiki lebih bagus, dan sehingga bukan hanya komoditas di Bengkulu yang memanfaatkan pelabuhan ini, tetapi juga komoditas-komunitas dari Sumbagsel seperti bukit asam lahat yang lain-lain,” ujarnya.
PT Pelindo Regional 2 menyatakan pada Senin 14 April 2025 alur Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu mulai membaik pasca-pengerukan dan KMP Pulo Tello sudah berhasil melintasi alur.
“Kapal KMP Pulo Tello berhasil melintasi alur Pelabuhan Pulau Baai pada uji coba alur yang selama beberapa hari telah dikeruk oleh Pelindo,” kata General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu S. Joko.
Joko mengatakan alur Pelabuhan Pulau Baai memang lama terjadi pendangkalan karena jebakan pasir pintu alur sudah menjadi daratan, sehingga pasir dari Samudera Hindia dengan mudah masuk ke dalam alur, ditambah kolam dermaga pelabuhan juga jebol sepanjang 1 kilometer lebih.
“Kapal masih bisa masuk, termasuk kapal penyeberangan KMP Pulo Tello ke pulau terluar Pulau Enggano masih bisa masuk dermaga, tetapi pada akhir Maret sebelum lebaran tiba-tiba badai yang membawa banyak pasir masuk dan mengakibatkan tertutup alur, kejadiannya mendadak,” kata dia.
Banyak kapal yang terjebak di dalam dermaga bahkan ada yang memuat penuh komoditas, termasuk KMP Pulo Tello. Pelindo pun bergerak cepat, dan Pemerintah Provinsi Bengkulu juga memberikan atensi mengeluarkan surat status darurat pelabuhan.
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, kata dia, juga langsung berkirim surat ke kementerian terkait. Sementara, Pelindo bergerak langsung mengeruk pasir yang menutup pintu alur, meski sebenarnya penugasan proses revitalisasi Pelabuhan Pulau Baai dari kementerian terkait semestinya baru bisa dikerjakan pada pekan kedua April 2025.
Namun, kata Joko, karena kondisi alur itu menyangkut banyak pihak, seperti masyarakat pulau terluar Pulau Enggano yang tidak bisa ke Kota Bengkulu akibat kondisi itu, juga para eksportir, daerah dan tentunya masyarakat Bengkulu.
“Karena itu kami langsung melakukan pengerukan, dan sekarang alur sudah bisa dilewati KMP Pulo Tello,” ujarnya