Selasa, 25 Mar 2025

Pancasila Membawa Misi Perdamaian dan Kemakmuran Universal

2 minutes reading
Pancasila: Misi Perdamaian dan Kemakmuran Universal
09 Feb 2025

Jakarta, Ajaran dan nilai-nilai Pancasila mengandung misi universal untuk mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kemakmuran kolektif umat manusia. Saya menyampaikan pesan ini dalam perayaan dua resolusi PBB, yaitu World Interfaith Harmony Week (WIHW) dan International Day for Human Fraternity (IDHF). Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Indonesia menggelar acara ini di Gedung Nusantara 5 MPR Senayan Jakarta pada Minggu (09/02).

“Pancasila membawa misi perdamaian dan kemakmuran universal, dengan toleransi dan gotong royong sebagai fondasi utama kehidupan berbangsa. Tanpa nilai-nilai ini, Pancasila akan kehilangan maknanya.”

Perayaan WIHW dan IDHF: Wujud Persaudaraan Kemanusiaan

Perayaan ini menunjukkan semangat persaudaraan kemanusiaan yang Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Sheikh Ahmed El-Teyeb usung. Saat ini, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan etnis masih terjadi di berbagai belahan dunia. Situasi ini mengancam perdamaian dan kualitas kehidupan global.

Sebagai bagian dari perayaan, peserta mendengarkan pesan perdamaian dari Paus Fransiskus dan Grand Syaikh Al-Azhar Al-Sharif melalui video. Para pemuka agama dari berbagai majelis di Indonesia juga memimpin doa bersama untuk dunia yang lebih damai.

Saya menegaskan bahwa meskipun Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, negara ini bukan negara Islam. Sebagai negara bangsa, Indonesia menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan sosial. “Indonesia adalah bangsa majemuk dengan ideologi khas, yaitu Pancasila. Konsensus kebangsaan ini mencakup prinsip ketuhanan, persatuan, kemanusiaan, demokrasi, dan keadilan sosial.”

Peran Pemuka Agama dalam Menjaga Stabilitas Sosial

Pemimpin agama memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial, terutama di tengah konflik geopolitik, bencana alam, dan perubahan iklim. Mereka berperan sebagai teladan dalam memperkuat solidaritas kemanusiaan dan menjaga keseimbangan lingkungan.

Saat dunia masih mengandalkan kekuatan persenjataan dan eksploitasi ekonomi yang berujung pada pertumpahan darah, kita membutuhkan pegangan moral yang lebih moderat. Perdamaian, keadilan, dan kemakmuran hanya bisa terwujud jika setiap negara mengedepankan toleransi dan kolaborasi.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *