Senin, 23 Des 2024

Sultan B Najamudin; Tidak Ada Anak Yang Boleh Putus Sekolah Akibat Dampak Pandemi

2 minutes reading
02 Agu 2021

Jakarta, dpd.go.id – wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin juga mengingatkan agar pemerintah mengambil langkah preventif dan antisipasi untuk mencegah adanya anak peserta didik yang putus sekolah akibat dari tekanan pandemi global Covid-19 yang merujuk pada pernyataan komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Dimana menurut pengamatan KPAI jumlah anak yang putus sekolah selama Pandemi cenderung tinggi. 

Melalui keterangan resminya Sabtu (06/03/2021), senator muda asal Bengkulu tersebut menyampaikan keinginannya agar ada perhatian khusus terhadap persoalan tersebut.

“Pandemi Covid-19 telah memberikan pukulan telak terhadap kondisi perekonomian. Akibatnya situasi ekonomi yang memburuk dirasakan hampir seluruh lapisan masyarakat, terutama golongan rentan yang berpenghasilan rendah. Selain itu juga, Pandemi merubah pola kegiatan belajar sekolah dari tatap muka secara langsung menjadi virtual dan akibatnya menambah kebutuhan dari siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar,” ujarnya.

Mantan wakil Gubernur Provinsi bengkulu ini juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengkaji kebenaran atas informasi dari KPAI bahwa anak putus sekolah dengan alasan  karena menikah, bekerja dan menunggak SPP, umumnya disebabkan oleh masalah ekonomi dan alat belajar daring. 

“Jika kondisi faktual dilapangan benar atas apa yang disampaikan oleh KPAI, maka negara harus hadir untuk menyelesaikan persoalan tersebut.” Tegasnya.

Selaras dengan Retno komisioner KPAI pria yang akrab dipanggil SBN ini mengutarakan bahwa hak atas pendidikan merupakan hak dasar seorang warga negara. Maka negara harus memenuhi hak tersebut dalam kondisi sesulit apapun.

Dalam kesempatan ini Sultan meminta pemerintah agar segera mengumpulkan data-data   peserta didik dari seluruh sekolah untuk melihat angka putus sekolah yang ada beserta faktor-fakto yang melatar belakanginya. 

“Saat ini dunia pendidikan kita belum menunjukkan transformasi kearah kebijakan yang tepat sasaran. Maka saya harap pemerintah melalui menteri pendidikan dan kebudayaan mesti bekerja ekstra keras untuk menyelesaikan persoalan yang timbul akibat dari pergeseran cara kita berkehidupan dalam situasi Pandemi ini. Maka dari itu kita semua wajib memastikan bahwa disekeliling kita tidak ada satu orangpun yang boleh putus sekolah akibat dari kemiskinan.” Tutupnya.

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *