Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin menilai pemulihan sektor pariwisata Indonesia pasca pandemi masih membutuhkan stimulus kebijakan dan kolaborasi maksimal semua pihak di industri kepariwisataan.
Hal ini disampaikan Sultan saat memberikan materi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Association the Indonesian Tour and travel Agency (ASITA) di Jakarta pada Jum’at (30/09).
“Geliat ekonomi di sektor pariwisata sudah menunjukkan peningkatan yang cukup baik, meskipun dampak inflasi akibat kenaikan BBM sangat terasa di sektor yang terkait erat dengan moda transportasi ini. Dan secara pasti akan mempengaruhi kinerja industri kepariwisataan dan ekonomi kreatif,” ungkap Sultan di hadapan ratusan pengurus DPD ASITA se-Indonesia.
Menurutnya, pemulihan sektor pariwisata Indonesia belum benar-benar mampu mengembalikan kinerja industri seperti pra pandemi. Sehingga kami menyimpulkan bahwa stimulus kebijakan di industri ini masih sangat dibutuhkan.
“Turunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) karena pandemi Covid-19 praktis membuat kontribusi sektor pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) dan devisa negara merosot. Pada 2020 misalnya, kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia hanya sebesar 4,05%, setelah di tahun sebelumnya mencapai 4,7%,” ungkap wakil Ketua Dewan Pembina ASITA itu.
Lebih lanjut, Sultan mendorong agar Anggota ASITA meningkatkan kualitas pelayanan dan fasilitas tour wisata secara fleksibel, mudah dan memenuhi kebutuhan pengalaman wisatawan dengan pendekatan digital dan kolaborasi. Dengan demikian, pelaku industri akan mampu tumbuh dan pulih secara kuat.
“Kami mengapresiasi kinerja pemerintah melalui kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatif yang secara maraton melakukan perbaikan dan promosi objek wisata di hampir semua daerah. Rekan-rekan ASITA harus memiliki Semangat yang sama seperti bro Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno,” tutupnya.